Thursday, November 16, 2006

Review Melody

dari http://novel_makcomblang.blogs.friendster.com/melodys_blog/

SIAPA BILANG KAWIN ITU ENAK?:

Kumpulan cerita pendek tentang pasangan muda

Cover_5 Judul Buku : SIAPA BILANG KAWIN ITU ENAK?: Kumpulan cerita pendek tentang pasangan muda

Penulis : Tria Barmawi

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Cetakan : Cetakan 1, September 2006

Tebal : 176 halaman

Peresensi : Melody Muchransyah

“Nah, jadi kata siapa kawin itu enak? Ya kataku donk...”

(dikutip dari cerpen “Siapa Bilang Kawin Itu Enak?”)

Pertama kali gue tertarik dengan buku ini adalah karena sampulnya yang simple minimalis dengan tulisan besar yang menggelitik sebagai judulnya: “SIAPA BILANG KAWIN ITU ENAK?”. Tadinya gue pikir ini pasti buku psikologi (hehe, bangga banget, ya, jadi mahasiswa psikologi? J). Ternyata, setelah diteliti, ada sebaris tulisan kecil di bawah judulnya: “Kumpulan cerita pendek tentang pasangan muda”. Membaca kalimat itu, kening gue langsung berkerut.

Cerpen tentang pasangan muda?, pikir gue sangsi. Karena terus terang, yang ada di bayangan gue adalah sekumpulan cerpen membosankan yang bercerita tentang masalah rumah tangga yang basi dan itu-itu aja: selingkuh, anak, seks, atau masalah perceraian. Tapi setelah melirik bagian belakang cover-nya, gue jadi tertarik untuk beli (itupun belinya nyumput-nyumput biar orang-orang gak tau menjelang umur 20 sebenernya gue udah rada ngebet pengen cepet-cepet nikah! Haha...). Dan ternyata, gue jadi gak bisa tidur semaleman gara-gara buku ini!

Setelah baca, kesimpulan awal gue kalau buku ini pasti membosankan, ternyata salah besar!!! Mbak Tria (dipanggil Mbak karena jelas-jelas beliau sudah menikah) dengan piawainya meramu cerita-cerita yang biasa dan itu-itu juga menjadi cerita-cerita segar nan kocak yang bener-bener fresh dan ‘beda’.

Gaya
bercerita Mbak Tria yang kuat pada dialog membuat tokoh-tokohnya serasa dekat dengan keseharian gue. Dan, meskipun gue belum menikah (tapi berniat untuk menikah… Doain aja biar cepet-cepet dapet jodoh!), I feel like I totally can relate those stories into my very own love life! Memang sih, ada beberapa aspek yang belum terjangkau sama gue. Repotnya punya anak, misalnya, atau urusan

gaya
tidur yang berbeda dengan pasangan. Tapi tentang keinginan gue untuk dilamar secara spesial, cekcok tentang berat badan dan selera, juga kangen-kangennya saat pasangan (dalam kasus gue: pacar) lagi jauh, bener-bener bikin gue ngerasa terlibat secara emosional dengan masing-masing kisah yang ada di buku ini.

Contohnya aja, perdebatan dalam Ide, yang merupakan cerpen favorit gue, memang bener-bener terjadi dalam kehidupan pribadi gue. Di mana gue sebagai penulis, seringkali dicurigai, baik oleh pacar ataupun orang-orang sekitar gue, menulis apa yang menjadi pengalaman pribadi gue dengan sedikit modifikasi sesuai apa yang gue pengen dari kejadian itu.

Apa yang bikin gue terkagum-kagum dan terjaga semaleman demi baca buku ini sampai habis adalah bahwa buku ini menampilkan apa yang jarang sekali ada: sebuah kumpulan cerpen dengan tema tertentu yang ditulis oleh seorang penulis tunggal. Dan lebih hebatnya lagi, dengan satu tema yang sama, yakni kehidupan pasangan muda, Mbak Tria berhasil menampilkan 17 kisah yang berbeda satu sama lain namun tetap dekat di kehidupan sehari-hari pasangan muda manapun di muka bumi ini. Kisah-kisah itu, selain dilihat dari sebuah sudut pandang yang berbeda (kehidupan pasangan muda tidak melulu harus menyangkutkan masalah seks!) dan tidak menghakimi (beberapa cerpen sengaja dibuat dari sudut pandang cewek, cowok, atau orang ketiga), juga bisa menjadi sebuah buku yang memberikan inspirasi (terutama bagi gue yang lagi bersiap-siap mau nikah! Hehe…).

Biarpun buku ini ‘hanyalah’ sebuah kumpulan cerpen dan bukan buku psikologi yang ‘resmi’ (lagi-lagi menyangkut kenarsisan dan kecintaan gue yang mendalam pada psikologi), di dalamnya terdapat banyak renungan dan pelajaran yang bisa kita ambil, yang justru dengan cara pendekatan dengan cerpen yang blak-blakan ala Mbak Tria, mungkin bisa memberikan lebih banyak pelajaran daripada buku-buku psikologi yang ditulis secara monoton dan sangat teoritis. Rasanya, buku ini bakal jadi buku wajib yang bakal gue kasih ke calon suami gue nantinya, biar dia tau kalau gue juga mau dilamar secara istimewa, biar dia tau kalau gue bisa juga cemburu dengan mobilnya, dan biar dia tau kalau gue juga butuh kejutan-kejutan kecil darinya.

Satu yang disayangkan (mungkin karena ini cetakan pertama sehingga editing pasca naik cetak belum sempurna?), adalah adanya beberapa inkonsistensi (salah cetak?) dalam buku ini. Contohnya adalah penulisan nama pada cerpen Lamarlah Aku Seperti Mereka di mana pada bagian awal tertulis nama Dirgo namun di tengah-tengah nama itu berubah menjadi Dirga. Atau, misalnya, pencantuman judul yang salah (mungkin karena ada revisi judul?) dalam katalog Perpustakaan Nasional (di sana tercantum Istri Kedua Suamiku).

Intinya, buku ini bukan hanya ditujukan untuk mereka yang baru menikah atau berniat akan menikah, tapi juga untuk mereka yang sudah lama menikah (sebagai nostalgia masa-masa ribet tapi indah di awal pernikahan mereka, yang siapa tau bisa mempererat hubungan yang sekian lama sudah mereka jalin), yang belum tertarik untuk menikah (biar jadi terinspirasi kalau menikah itu ternyata sangat amat seru!), ataupun seperti gue, yang sebenernya ngebet nikah tapi belum menemukan pasangan yang cocok untuk diajak nikah, hehe... (sebagai motivator biar lebih semangat nyari calon suami! Hahaha...).

Membaca buku ini kita akan terharu, terhenyak, tertawa, dan dapat dengan mudah merefleksikan berbagai kejadian di dalamnya dengan kejadian yang kita alami sehari-hari, baik dengan suami atau istri, maupun dengan pacar (atau mantan pacar...? Ooopss...). Apalagi kalau cara bacanya seperti gue, sambil ngedengerin lagu-lagu romantis! Pokoknya, seru banget, deh! J

Bogor, 5 Novermber 2006

Melody Muchransyah

Mahasiswi S1 Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok

0 Comments:

Post a Comment

<< Home