Kata Mereka (Blurbs)
Yang Lajang-ers bilang
Seru! Kocak! Cerita-ceritanya realistis. Sebagian cerita, serasa nyeritain kisah hidup keluarga Tria sendiri. Sebagian yang lain, serasa bercermin ke kehidupan yang dialami sendiri.
Membaca cerita-cerita di dalamnya seolah-olah membaca buku psikologi praktis tentang perkawinan. Gimana cara pasangan muda beradaptasi dan berkompromi dengan kehidupan barunya, dengan egoisme masing-masing, dan gimana cara lelaki "harus" memahami wanita pasangannya (karena wanita sulit dimengerti ™).
Cerita favorit: Siapa Bilang Kawin itu Enak?
(Noe, cowok yang bertekad nggak akan mengadakan resepsi pernikahan)
Manis, ringan, penuh warna, ada cinta. Sense of humour yang bagus. Pena Tria bergerak lebih lincah di kumpulan cerpen ini. Cocok untuk pasangan, tapi bukan untuk selingkuhan!
Cerita favorit: Ketika Lidah Jadi Masalah
(Syafrina Siregar, single white female, penulis Life Begins at Fatty, My Two Lovers & April Cafe)
Yang nggak single lagi bilang
Pernikahan memang sering memberi kejutan-kejutan, baik bagi pasangan yang baru atau pun sudah lama menikah. Dalam proses perkenalan pranikah, siapa yang mengira bahwa gaya tidur pasangannya bisa jadi masalah yang memusingkan di kemudian hari? Atau akan ada kerinduan terhadap getar-getar asmara seperti dalam masa perkenalan dulu?
Dalam tulisannya ini Tria bisa merefleksikan cara berpikirnya dalam menghadapi konflik-konflik yang mungkin timbul dalam pernikahan pasangan muda, yaitu dengan komunikasi dan kompromi
Cerita favorit: Siapa Bilang Kawin itu Enak?
(Wiwi, menikah 7 tahun, ibu erte yang nggak desperate)
Kumpulan cerpen yang ringan tapi sarat makna yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit pencerahan baru pada pembaca yang sudah menikah dan ingin menikah maupun yang belum menikah dan belum ingin menikah. Membaca cerpen-cerpen ini membuat saya tertawa, berpikir, dan membuat saya ingin menikah lagi! Aduh! Sakit! Bercanda koq sayaaang, bercanda koq! Adauuuw! Sakit tau! Adaaaaaauuuuw… ampuuuuuu…n!
Cerita favorit: Ide
(Anung, menikah 4 tahun, terjebak dengan wanita yang sulit dimengerti)
Bagus banget. Cerita2nya sederhana, tp bener2 mengangkat kenyataan sehari2 yg pasti terjadi dalam rumah tangga, terutama yg baru saja dibangun. Buku ini sangat perlu dibaca, utk mengingatkan para pasangan muda bahwa kehidupan rumah tangga tdk selamanya seperti "fairy-tale" semacam Cinderella, bahwa pernikahan atau rumah tangga bukanlah tempat utk merubah atau memperbaiki masing2 individu, tp tempat utk saling beradaptasi. Krn pernikahan terdiri dr 2 individu yg berbeda, apakah berbeda kebangsaan atau berbeda suku atau berbeda sifat, tetap pada dasarnya berbeda. Dan perbedaan itu lah yg perlu diselaraskan dgn adaptasi. Basically, it's easier to adapt than to change or fix. Perlu adanya komunikasi yg baik utk melancarkan jalannya biduk rumah tangga.
(Ria, menikah 4 tahun, punya pasangan berbeda bangsa)
Kumpulan cerpen ini sukses membuat saya tertawa-tawa, manggut-manggut, dan sibuk berkomentar, “Bener banget!” Saat melembari satu demi satu cerpen-cerpen ini, saya semakin merasa bahwa perempuan dan laki-laki itu memang beda, tapi bukannya lalu tidak bisa bersama. Sebagai perempuan, saya mesti bilang, “Boys, can’t live with them, can’t live without them!” Beberapa cerpen membuat saya melirik suami saya dari balik buku. Soalnya cerpen-cerpen itu mirip banget dengan pengalaman pribadi saya sih!
Cerpen favorit: Lamarlah Aku Seperti Mereka
(Clara, menikah 4 tahun, maunya sih honeymoon terus)
Mau tambah blurbs??
Kirim aja ke booksbytria@gmail.com
0 Comments:
Post a Comment
<< Home